Jumat, 10 Desember 2010

GANGGUAN TIDUR PADA ANAK


Banyak anak yang memiliki masalah dengan tidurnya, seperti sulit bernapas, sering terbangun saat tidur malam hari atau jalan sambil tidur. Tapi terkadang orangtua tidak menyadarinya. Ketahui apa saja tanda jika anak memiliki masalah dengan tidurnya. Gangguan saat tidur ini biasanya lebih besar menyerang pada anak laki-laki atau anak yang sering tidur miring sehingga mengalami infeksi telinga ataupun alasan lainnya. Anak laki-laki lebih rentan mengalami gangguan tidur karena cenderung lebih hiperaktif sehingga mempengaruhi kualitas tidurnya. Pola tidur yang sering terbangun di malam hari ini akan terus berlanjut meskipun kondisinya sudah membaik. Diperkirakan kurang dari 10 persen anak-anak mengalami gangguan tidur.
Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan petunjuk jika anak mengalami gangguan tidur, seperti dikutip dari Babycenter, Senin (28/12/2009), yaitu:
1. Anak tidurnya mendengkur dan napasnya berisik.
2. Anak bernapas melalui mulut saat tidur.
3. Anak sering tersedak atau batuk pada malam hari.
4. Anak mengeluarkan banyak keringat saat tidur di malam hari.
5. Anak merasa bingung dan ketakutan saat terbangun di malam hari.
6. Anak tidur tidak tenang atau merasa gelisah.
Beberapa gangguan tidur yang biasa dialami oleh anak-anak adalah:

Gangguan pernapasan saat tidur.

Gangguan ini sangat serius jika terjadi berulang-ulang selama tidur. Ada tiga jenis gangguan pernapasan saat tidur, yaitu obstructive sleep apnea (OSA) jika disebabkan oleh penyumbatan, central sleep apnea jika tidak ada penyumbatan tapi otak gagal memberikan sinyal ke otot untuk bernapas dan gabungan keduanya.

Berjalan dalam tidur.

Gangguan tidur ini biasanya terjadi 1 atau 2 jam setelah anak tertidur dan berada pada bagian terdalam alam sadarnya. Beberapa hal yang bisa memicu gangguan ini seperti kurang tidur atau anak mengalami demam tinggi.

Tidur gelisah.

Gangguan ini membuat anak tidak nyenyak sehingga mengurangi kualitas tidurnya. Anak yang tidur gelisah biasanya berhubungan dengan infeksi di telinga atau mencoba mengalihkan dari rasa sakit yang dialaminya. Gangguan ini bisa terjadi saat anak berusia 1 tahun, tapi kebanyakan dialami oleh anak usia 3-4 tahun.
Apa yang bayi ucapkan pertama kali saat berbicara? Yang jelas, sebelum bayi bisa berbicara bayi akan mulai dulu bermain dengan suara-suara celotehannya. Waktu yang penting untuk bayi belajar berbicara terjadi selama 3 tahun pertama kehidupannya. Karena saat itu otak bayi sedang berkembang pesat. Bayi akan mudah mengerti apa yang dibicarakan oleh orangtuanya, tapi belum bisa mengucapkannya dengan baik. Kemampuan bayi dalam mengucapkan kata pertamanya sangat bervariasi tergantung dari masing-masing individu.
Ada beberapa tahapan yang bisa dijadikan petunjuk dalam mengetahui kemampuan berbicara bayi.

Bayi usia 3 bulan.

Saat usia ini bayi mendengarkan kata-kata yang ucapkan orang lain dan memperhatikan mimik wajahnya. Terkadang bayi lebih banyak menyukai suara perempuan dibandingkan laki-laki.
Bayi usia 6 bulan.
Pada usia ini bayi mulai mengoceh dengan suara yang berbeda, seperti berkata ‘ba-ba’ atau ‘da-da’. Saat usia 6 bulan akhir, bayi bisa menanggapi namanya sendiri, mengenali bahasa ibunya dan menggunakan nada suara untuk memberitahu jika bayi sedang bahagia atau sedih.
Bayi usia 9 bulan.
Setelah berusia 9 bulan, bayi mulai dapat memahami beberapa kata dasar seperti ‘tidak’, ‘iya’ atau ‘bye-bye’. Selain itu, bayi juga mulai menggunakan huruf konsonan lebih banyak.

Bayi usia 12 bulan.

Rata-rata bayi bisa mengucapkan beberapa kata sederhana seperti ‘mama’ atau ‘dada’ pada akhir usia 12 bulan serta mengerti apa yang dikatakannya. Pada usia ini bayi mulai bisa menanggapi atau paling tidak mengerti apa yang dibicarakan orang lain.

Bayi usia 18 bulan.

Bayi pada usia ini mulai bisa mengatakan minimal 10 kata-kata sederhana, menunjuk ke orang atau benda serta mulai mengenali nama dari bagian tubuhnya. Saat usia ini bayi sering mengulangi kata dengan hanya mengucapkan suku kata terakhir.

Bayi usia 2 tahun.

Pada usia ini bayi mulai bisa mengucapkan dua sampai empat kata dalam pengucapannya serta sudah lebih jelas maksud dari ucapannya.
Bayi usia 3 tahun.
Bayi yang berusia 3 tahun kosa katanya semakin berkembang dengan cepat dan bisa mengucapkan beberapa kata, meskipun struktur kalimatnya belum terlalu benar. Seperti dikutip dari Parenting, Selasa (29/12/2009) sekitar 1 dari 4 anak mengalami keterlambatan dalam hal berbicara dan kurang dari setengahnya membutuhkan bantuan terapi agar bisa membantunya berbicara.
Ada anak kecil yang tak bisa semenit pun lepas dari dekapan sang ibu. Kemana pun ibunya pergi bahkan ke kamar mandi sekalipun, si kecil selalu mengikutinya. Ini biasanya terjadi pada balita karena adanya rasa ketidaknyamanan. Biasanya kalau orangtua terlalu protektif terhadap anak, bisa membuat anak tidak bisa lepas dari ibunya dan kemana-mana harus sama ibunya. Pemicu paling besar adalah rasa ketidaknyamanan. Jika anak kecil sing dilarang bermain keluar, kurang bisa bersosialisasi atau semua fasilitasnya sudah disediakan di rumah, hal ini membuat dunia anak hanya sekitar dirinya dan orangtua saja. Akibatnya anak merasa tidak nyaman jika harus berada sendirian dan jauh dari orangtuanya. Meskipun beberapa orangtua merasa senang atau tidak masalah jika si kecil selalu ingin bersamanya, tapi perilaku ini tidak bagus untuk anak. Karena nantinya saat anak tersebut beranjak remaja atau dewasa akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri serta penakut.

Beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua agar anaknya tidak selalu tergantung dengan orangtua terutama ibunya, yaitu:
1. Sering-seringlah mengajak anak keluar untuk bertemu dengan orang-orang baru sehingga anak juga bisa belajar bersosialisasi.
2. Orangtua harus bisa menunjukkan di depan anaknya bahwa orang yang baru dikenalnya tersebut juga dikenal oleh orangtuanya.
3. Perbanyak melakukan stimulasi untuk merangsang anak agar berani sendiri dan orangtua harus memperlihatkan kepercayaannya pada anak.
4. Tidak ada salahnya untuk memasukkan anak ke taman bermain sejak usia 2 tahun. Ini bisa berguna untuk mengenalkan anak tentang dunia atau orang-orang lain disekitarnya, sehingga melatih keberanian anak.
Jika tak ingin si kecil menjadi anak yang selalu tergantung dengan ibunya, maka janganlah terlalu protektif terhadap anak. Biarkan anak bermain dengan dunia luar dan bertemu orang-orang baru untuk melatihnya menjadi anak yang pemberani serta mandiri.
Bagi ibu-ibu muda yang baru saja mempunyai anak memiliki teknik menyusui untuk menurunkan berat badannya. kegiatan menyusui memang bisa efektif menurunkan berat badan karena bisa membakar lebih dari 500 kalori. Ibu-ibu yang baru melahirkan dan sedang menyusui mungkin tidak akan mengira bahwa mereka membakar lebih banyak kalori dibanding wanita yang pergi ke tempat fitnes. Jika menyusui dilakukan rutin selama 6 bulan, kemungkinan kurusnya akan lebih cepat setelah melahirkan. Meski demikian, tidak semua wanita pasca melahirkan bisa mendapatkan tubuh langsing dengan diet menyusui. Setiap hari saya memompa payudara untuk mendapatkan ASI agar bisa kurus setelah melahirkan. Bahkan saya punya 2 kulkas untuk menyimpan persediaan ASI saya, tapi berat badan saya tidak turun-turun juga.
Semakin banyak air susu yang diproduksi, semakin tinggi pula nafsu makan ibu menyusui. Hal itu disebabkan karena produksi hormon prolaktin yang merangsang nafsu makan. Selain itu, faktor stres dan kurangnya aktivitas juga bisa menghambat keefektifan diet menyusui. Tidak bisa hanya mengandalkan menyusui saja untuk bisa kurus. Tanpa melakukan kegiatan lainnya, percuma saja. Diet menyusui memang bisa membakar kalori, tapi banyak faktor lainnya yang mempengaruhi. Diet menyusui terbukti efektif pada ibu-ibu yang sedang menyusui. Oleh karena itu beberapa peneliti pun terinspirasi untuk menerapkan teknik tersebut pada wanita yang tidak menyusui.
Bayi sering mengalami cegukan setelah minum susu atau makan. Cegukan ini kadang mengganggu si bayi tapi selama bayi tetap merasa bahagia, tersenyum dan dapat makan serta minum dengan baik tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bayi biasanya mengalami cegukan yang disebabkan oleh menyusui baik dengaan ASI, susu formula atau makanan lain. Selain itu penurunan suhu yang dapat menyebabkan seorang bayi kedinginan juga bisa memicu cegukan. Cegukan adalah salah satu gerakan refleks dari tubuh dan disertai dengan suara yang khas akibat iritasi dari diafragma. Diafragma memainkan peran utama dalam perjalanan respirasi dan proses metabolisme.
Diafragma menarik dan mendorong secara teratur yang mengatur masuk dan keluarnya udara selama proses respirasi. Struktur otot ini akan terganggu fungsinya jika ada sesuatu yang menghambat proses ini baik dari faktor eksternal ataupun internal. Cegukan adalah suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan bisa mempengaruhi orang-orang dari segala usia termasuk bayi yang baru lahir. Cegukan menjadi salah satu masalah yang paling umum dan sering dilaporkan terutama pada bayi di bawah usia satu tahun. Bayi yang memiliki penyakit gastroesophageal reflux mungkin akan lebih sering mengalami cegukan.
Jika cegukan seringkali menyebabkan bayi menjadi muntah, batuk, sangat rewel atau sangat tidak terkendali hingga bayi berusia lebih dari setahun, maka sebaiknya orangtua memeriksakan hal tersebut ke dokter. Sebenarnya jika bayi cegukan tak banyak yang bisa dilakukan orangtua, karena biasanya cegukan ini akan hilang dengan sendirinya. Tapi jangan pernah mencoba menghentikan cegukan dengan cara mengagetkan atau mengejutkannya
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu menghilangkan atau mencegah cegukan pada bayi, yaitu:
1. Selalu memonitor bayi saat menyusui untuk memastikan bahwa ia minum secara perlahan-lahan.
2. Bayi yang sering bersendawa saat menyusui adalah cara yang efektif untuk menghentikan cegukan.
3. Mengubah posisi menyusui dan mencoba menenangkannya.
4. Memastikan bahwa ibu menyusui atau memberi makan bayinya dalam keadaan tenang dan tidak terlalu bersemangat.
5. Jika bayi cegukan saat minum atau makan, maka cobalah untuk menepuk-nepuk bayi pelan-pelan dan membiarkannya rileks dulu sebelum menyusui lagi.
Melahirkan secara normal memang memiliki banyak keuntungan. Selain proses penyembuhannya yang cepat, melahirkan normal membuat bayi mendapatkan bakteri pelindung yang lebih banyak yang membuat tubuh bayi lebih kebal. Sebuah penelitian menunjukkan anak yang dilahirkan lewat operasi caesar cenderung menderita alergi seperti asma. Hal ini dikarenakan anak-anak tersebut kurang mendapatkan kekebalan alami dari tubuh ibunya karena tidak mendapatkan bakteri menguntungkan saat melalui jalan lahir. Melahirkan secara caesar biasanya dilakukan karena ada alasan medis tertentu, seperti usia ibu yang sudah terlalu tua, obesitas atau ada komplikasi tertentu yang bisa membahayakan jiwa bayi dan ibunya.
Pada saat ini banyak calon ibu yang memilih operasi caesar hanya karena untuk menghindari rasa sakit. Pada penelitian sebelumnya juga telah ditemukan bahwa bayi yang dilahirkan melalui caesar berisiko dua kali lebih tinggi mengalami alergi makanan, secara signifikan berisiko lebih besar mengalami diare dan peningkatan risiko asma di kemudian hari. Bayi yang dilahirkan secara normal memiliki bakteri yang bisa melindungi tubuhnya, bakteri ini didapatkan saat bayi melalui jalan lahir ibunya. Sementara bayi yang dilahirkan secara caesar hanya memiliki komunitas bakteri yang umum di kulit.
Banyaknya komunitas mikroba berbeda yang berada pada manusia, maka bisa membantu melindungi orang tersebut dari berbagai penyakit. Dalam studi ini melibatkan 9 perempuan berusia 21-33 tahun dan 10 bayi yang baru lahir. Ternyata bayi yang dilahirkan secara normal memiliki kemunitas bakteri yang lebih beragam. Tantangan selanjutnya adalah melacak bagaimana mikroba ini berkembang dan berubah di dalam tubuh bayi saat berusia lebih dari seminggu, bulan dan tahun-tahun ke depan,
Setiap anak mengalami perubahan bentuk tubuh berdasarkan usianya, termasuk pada anak yang belum sekolah. Meski kecepatan pertumbuhan pada anak-anak prasekolah terjadi tidak begitu pesat dari bulan ke bulan, tapi setiap anak selalu mengalami perubahan seperti tinggi dan berat badannya. Rata-rata anak memperoleh pertambahan tinggi badan sebesar 2,5-3 inci (6-7,2 cm) dan berat badan 3-5 pound (1,2-2,2 kilogram) setiap tahunnya. Pada anak usia 2 tahun cenderung mengalami pertumbuhan lebih banyak yaitu rata-rata sekitar 4-6 pound (1,8-2,7 kilogram) hingga anak berusia 2,5 tahun.
Pada masa anak-anak seorang anak diperkirakan mencapai sekitar 50 persen dari tinggi badan dewasanya. Selain itu faktor genetika dan gaya hidup sangat memainkan peranan besar. Hal inilah yang membuat seorang anak kadang lebih tinggi atau lebih pendek, serta lebih berat atau lebih kurus dibandingkan dengan anak lain yang seusianya. Hingga anak berusia 3 tahun, pada umumnya balita memiliki perut yang menonjol serta lengan dan kaki yang relatif pendek.
Pada saat mencapai usia 3-4 tahun, tubuh secara bertahap mulai memanjang. Perut akan menjadi rata sebagai bentuk dari perkembangan otot perut dan anggota badan atau tungkai mulai memanjang. Tidak hanya anggota tubuh di luar saja yang mengalami perkembangan, karena organ tubuh bagian dalam pun turut berkembang. Salah satu perubahan internal yang terjadi adalah kandung kemih yang semakin besar. Hal ini membuat anak-anak prasekolah tidak lagi menggunakan toilet sesering saat masih batita.


Penyakit asma memang membutuhkan penanganan khusus, terutama ketika serangan asma datang. Tapi manakah yang harus dipilih untuk mengatasi asma pada anak, inhaler atau nebulizer? alat manapun yang digunakan untuk mengatasi asma sebenarnya tidak menjadi masalah, asal digunakan dengan benar. Pada intinya semua metode akan bekerja dengan baik ketika teknik yang digunakan benar.
Meski demikian tetap saja ada plus minus dari inhaler dan nebulizer yang digunakan untuk mengatasi asma pada anak, yaitu:
Inhaler
Inhaler adalah obat asma yang kecil dan sangat mudah dibawa kemana-mana. Obat asma yang terdapat dalam inhaler bisa berupa spray atau bubuk yang terdapat dalam dosis tertentu. Alat ini umumnya lebih disukai oleh para orangtua dan penggunaan dosisnya lebih tepat.

Nebulizer

Alat nebulizer umumnya sangat mudah digunakan dan menggunakan mesin bertenaga listrik. Pada alat ini obat asma cair akan diubah menjadi kabut, lalu dengan menggunakan masker wajah kabut tersebut akan dihirup ke dalam paru-paru. Nebulizer umumnya jauh lebih mudah digunakan untuk anak-anak yang masih kecil dan bayi, karena tidak memerlukan koordinasi dan anak hanya perlu duduk saja sambil bernapas seperti biasa. Selain itu alat ini akan membantu kasus asma parah menjadi lebih baik, serta dapat mengaktifkan campuran dari dua obat asma atau lebih.
Tayangan televisi yang ada saat ini sudah sulit untuk disaring sehingga ada adegan kekerasan yang bisa dilihat oleh anak-anak. Apa efeknya Adegan kekerasan di televisi atau media lainnya bisa terdapat dalam tayangan kartun anak-anak, acara kriminal di siang hari atau pada film orang dewasa yang tertuang dalam aksi-aksi tertentu. Pengaruh yang bisa ditimbulkan dari tayangan kekerasan bervariasi tergantung dari usia anak, jenis kekerasan yang dilihat dan juga seberapa sering anak melihat kekerasan tersebut.
Ada beberapa efek yang bisa ditimbulkan jika anak-anak melihat adegan kekerasan dari media, yaitu:
Menjadi anak yang penakut dan terlalu cemas.
Anak-anak akan merasa bahwa dunia ini penuh kejahatan dan tidak aman. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan menyatakan bahwa efek dari tayangan tersebut bisa membuat kecemasan seseorang meningkat.
Berkurangnya rasa empati.
Bagi anak-anak yang menonton tayangan kekerasan akan menganggap bahwa kekerasan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik atau masalah, sehingga hal ini akan mengurangi rasa empati anak-anak terhadap orang lain.

Meningkatkan sifat agresif.

American Academy of Pediatrics menuturkan bahwa hubungan antara adegan kekerasan dengan perilaku agresif sama kuatnya dengan hubungan antara merokok dan kanker paru-paru. Hal ini karena dalam adegan kekerasan selalu identik dengan orang pertama atau ‘jagoan’ yang akan selalu menang, sehingga setiap anak selalu ingin menjadi jagoan tersebut.
Sekolah-sekolah di Amerika punya kebijakan untuk meliburkan siswanya jika ketahuan memiliki kutu rambut. Belakangan kebijakan ini menuai kritik, karena menyebabkan murid ketinggalan pelajaran. Salah satunya datang dari American Academy of Pediatrics (AAP), yang berniat untuk menghentikan kebijakan tersebut. AAP menilai, stigma yang berkembang tentang kutu rambut telah melenceng jauh dari fakta ilmiah.Meski menjengkelkan karena bikin gatal, kutu rambut dilaporkan tidak pernah memicu masalah kesehatan yang serius.
Kutu rambut juga tidak menularkan kuman penyakit
seperti halnya parasit berbahaya lainnya. Oleh karena itu, memulangkan siswa hanya karena kutu rambut dianggap berlebihan. Kebijakan itu justru lebih banyak membawa kerugian, sebab siswa tidak hanya ketinggalan pelajaran tetapi juga malu karena mendapat stigma negatif. Kesalahpahaman tentang kutu rambut telah memicu rasa malu, di samping kerugian jutaan dolar untuk pengobatan yang berlebihan. Desakan untuk menghapus kebijakan tersebut juga datang dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Dalam sebuah rilisnya, CDC mengatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kebersihan lingkungan rumah dan sekolah dengan keberadaan kutu rambut pada anak.
Memperkirakan setiap tahunnya 6-12 juta anak berusia 3-11 tahun di Amerika dilaporkan memiliki kutu rambut, sebagian besar berusia 3-11 tahun. Banyaknya kasus kutu rambut menunjukkan bahwa kuman ini bisa menyerang siapa saja. Penularan kutu rambut bisa terjadi melalui kontak langsung dari rambut ke rambut. Karena itu penularannya bisa dicegah dengan tidak saling meminjamkan sisir, jepit, bando maupun aksesori rambut lainnya. Penggunaan pengusir kutu dengan kandungan pediculicide atau cetaphil efektif membunuh kutu rambut, bahkan sekaligus dengan telur-telurnya jika digunakan secara rutin setidaknya dalam 10 hari. Telur kutu juga bisa disingkirkan dengan sisir

OLEH :
SOFIAN ISWANDI (049 STYC 07)
MAHASISWA STIKES YARSI MATARAM
ANGKATAN IV

1 komentar: